Translate

Senin, 30 Juni 2014

Lagu Bali "Segara Urip"

Berikut adalah sebuah lagu Bali (lagu dalam Bahasa Bali) yang diciptakan oleh seorang Putera Bali yang bernama I Gede Sudita. Beliau adalah seorang ketua dari Segara Urip Sea Turtle Conservation Center yang bekerja sama dengan Protection of Forest & Fauna (PROFAUNA Indonesia) di Desa Air Kuning, Kabupaten Jembrana, Propinsi Bali. Berikut adalah lirik dalam Bahasa Bali beserta artinya dalam Bahasa Indonesia. Dibawahnya disediakan link untuk mendownload lagu "Segara Urip"









TELUR PENYU BIKIN PERKASA???

Telur penyu dipercaya membuat pria lebih perkasa???? Hmmm jangan salah, telur penyu mengandung kolestrol yang sangat tinggi dibanding telur ayam, sehingga berpotensi untuk menyumbat pembuluh darah, termasuk pembuluh darah disekitar alat kelamin pria. Hasilnya, mengkonsumsi telur penyu menambah resiko terjadinya impontensi dikemudian hari,





TELUR PENYU & SERANGAN JANTUNG

Kebanyakan orang secara sembrono bahwa telur penyu dapat membuat pria perkasa karena mereka beranggapan bahwa penyu memiliki kandungan protein yang luar biasa tinggi, karena rasa dan baunya yang sangat amis. Kandungan protein yang terkandung pada telur penyu tidak jauh berbeda daripada yang terkandung di telur ayam. Kandungan protein di telur penyu adalah 13,04%, sementara pada telur ayam adalah 11,80%. Sementara kandungan lemak pada telur penyu adalah 2x lebih tinggi daripada telur ayam, sehingga ini berpotensi untuk menambah resiko kolesterol jahat dalam tubuh. Resikonya adalah stroke, impotensi dan serangan jantung


Dibeberapa tempat, telur penyu dijual murah (foto: Antara Sumbar)


Telur penyu yang sudah matang



Telur penyu mengandung kolestrol = serangan jantung


TENTANG MATA PENYU

Semua Penyu:

1) buta warna
2) rabun jauh ketika di darat
3) penglihatannya sangat bagus ketika di air

(gambar ilustrasi)

JANGAN MAKAN DAGING PENYU...!

kalau mau sehat, jangan makan daging penyu. Jangan dengarkan orang bilang daging penyu adalah daging terenak dan menyehatkan. Perhatikan fakta berikut ini:
Penyu (daging, darah, organ dan telur) terindikasi mengandung parasit, bakteria, biotoksin dan zat pencemar, seperti logam berat... karena:
1. Penyu berenang melalui laut yang semakin tercemar
2. Penyu berumur panjang sehingga dia lama telah melakukan kontak dengan pencemaran
3. Penyu berada di tingkat atas rantai makanan, sehingga zat pencemar dalam makanannya terakumulasi di dalam tubuh penyu.
Kandungan ini terbukti dapat menimbulkan gangguan syaraf, penyakit ginjal, kangker hati, serta berpengaruh kepada perkembangan janin dan anak. Berikut adalah bukti foto-foto bahwa penyu yang terkena tumor dan kangker karena laut yang menjadi habitat mereka sudah sangat tercemar. Jangan makan daging penyu karena melanggar hukum dan merusak kesehatan...






Perbedaan Antara Penyu Dengan Kura-Kura

Saya sering sekali ditanya sama orang ketika melakukan pengenalan penyu ke masyarakat. Mereka tanya "apa sih perbedaan kura-kura dengan penyu?". Berikut adalah info yang akan membantu kawan-kawan mengetahui perbedaan kura-kura dengan penyu:
* Kaki : Kura-kura bentuk kakinya seperti gajah, kura-kura air tawar memiliki cakar seperti cakar kucing meskipun ada selaput renangnya... tetapi untuk penyu bentuk kakinya seperti dayung. Kaki dayung ini disebut flipper.
* Habitat: Kura-kura darat hanya menghabiskan waktu di darat, dan hanya pergi ke air untuk minum atau mandi. Ada kasus kura-kura mati karena terseret arus sungai. Seringkali kura-kura tinggal di daerah gersang. Sementara semenjak tukik meninggalkan pantai, tukik yang telah dewasa akan menghabiskan hidupnya di laut dan hanya mendarat untuk bertelur. Ada kasus kecil penyu sisik mendarat untuk berjemur.
* Diet: Kura-kura darat adalah herbivora (pemakan tetumbuhan), sementara kura-kura air tawar dan penyu adalah ominvora (pemakan segala).
* Mobilitas: Kura-kura darat dan kura-kura air tawar cenderung berdiam di suatu daerah. Sementara penyu melakukan migrasi lintas negara/ samudra.
Pertahanan: Normalnya kura-kura akan bersembunyi kedalam tempurungnya dengan menarik kaki-kaki dan kepalanya ke dalam tempurung. Penyu tidak bisa melakukan hal itu. Jika penyu terancam dia akan berenang menjauh.

Kura-kura darat
Kura-kura dapat menarik kepala dan kaki-kakinya kedalam karapasnya sebagai tindakan untuk melindungi diri

Penyu tidak dapat memasukan kepala dan "flipper" atau tangan dayungnya ke dalam badannya sehingga apa bila dalam keadaan terancam maka penyu akan berenang menjauh.

Flipper atau tangan dayung penyu sebenarnya juga memiliki tulang-tulang jari, namun proses evolusi selama jutaan tahun telah membuat tangan penyu berevolusi menjadi tangan dayung 
(foto : faimanstudios.com)

Video Pembunuhan Penyu Di Bali



Pada tahun 90-an kegiatan seperti ini adalah "legal, lumrah dan halal", namun berkat upaya dan kerja keras ProFauna yang tanpa henti... kegiatan seperti ini menjadi "ilegal, peculiar (janggal), dan haram" di masa kini. Tetapi bukan berarti sama sekali tidak ada pembunuhan, makanya dukungan dari para supporter ProFauna terus menerus diperlukan (tanpa henti).

Untuk videonya bisa klik di sini: (Perhatian video ini mengandung gambar yang dapat mengganggu)




Oh Jembrana....

Sekedar curhat:
Setelah berbicara dengan beberapa anggota kepolisian di Jembrana, saya mengelus dada dengan adanya fakta bahwa kebanyakan personil kepolisian tidak tahu bahwa telur penyu juga dilindungi oleh hukum. Mereka hanya tahu bahwa penyu dilindungi tetapi telurnya tidak.
Bagaimana hukum mengenai perdagangan penyu bisa ditegakan di pantai Jembrana-Bali kalau aparatnya tidak tahu bahwa kegiatan itu ilegal? Capek deh.
Kemudian dalam sebuah acara "blusukan" ProFauna Bali mewawancarai masyarakat pesisir yang pantainya selalu dikunjungi oleh penyu sepanjang musim peneluran penyu, ProFauna tidak menemukan berita bahwa ada satupun instansi pemerintah yang datang melakukan penyuluhan terhadap masyarakat terkait isu perlindungan penyu. Konyol sekali.
Bagaimana masyarakat mau peduli dengan kelestarian penyu wong pemerintah mereka terkesan bekerja setengah "ngantuk" yang enggan blusukan untuk mensosialisasikan aturan perlindungan penyu.
Parahnya lagi ada dua kelompok pelestari penyu di Pantai Jembrana yang bisa menyediakan penyu untuk disembelih untuk kepentingan religius. Oknum KSDA memesan penyu ini kepada "kelompok pelestari penyu gadungan" untuk upacara. Kelompok, organisasi, dan instansi pemerintah yang seharusnya melindungi penyu malah memfasilitasi pembunuhan penyu.
Betapa malunya saya kalau ada kawan-kawan asing yang mengetahui ini dan bertanya kepada saya "kenapa pemerintah tidak menindak perdagangan telur?" apapun jawaban saya, yang jelas saya malu.
ProFauna Bali akan terus memberikan edukasi kepada segenap lapisan masyarakat, kalangan akademis, nelayan, kepolisian, masyarakat pesisir non nelayan, hotel pesisir, perangkat desa dll. Semoga penyu bisa "nututi" dilestarikan di Jembrana.


PENYU BELIMBING VS PLASTIK

Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) adalah jenis penyu terbesar dari 8 jenis penyu yang ada di dunia. Bobotnya mencapai 916 kg, merupakan perenang handal yang sangat bertenaga, mampu berenang hingga kecepatan 9,6 kilometer per jam. Penyu Belimbing dapat menyelam hingga kedalaman 1 km dibawah permukaan air untuk mengikuti ubur-ubur yang menjadi mangsa utamanya.
Tahukah anda bahwa penyu belimbing hampir hanya memangsa ubur-ubur? Ubur-ubur mengandung 99 persen air, dan penyu belimbing melahap ubur-ubur dalam jumlah besar. Ini sama persis jika anda harus melulu makan mentimun setiap hari. Belum ada bukti ilmiah berapa banyak ubur-ubur yang harus dimakan oleh penyu belimbing supaya dapat sufive, besar, bertenga dan berlemak tinggi.
Info: jangan membuang sampah plastik ke laut, karena kresek plastik di air dapat dikira ubur-ubur oleh penyu dan dimakan. Memakan plastik dapat membuat penyu belimbing mati karena mal nutrisi.

Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) adalah
jenis penyu terbesar. Pejantan dapat mencapai bobot
sekitar 930-an kg.

Penyu belimbing sebagian besar menu dietnya
adalah ubur-ubur.

Tas kresek plastik seperti ini akan dikira ubur-ubur
oleh penyu.

Penyu tidak dapat membedakan antara 
sampah plastik dengan ubur-ubur makanannya


Penyu Melakukan Migrasi Antar Negara

Tahukah kawan-kawan bahwa penyu dapat bermigrasi dalam jarak yang sangat ekstrim. Migrasi itu dilakukan dari ruaya pakan (tempat makan) ke nesting ground (tempat bertelur) yang letaknya sangat berjauhan.
Seekor penyu belimbing (leatherback sea turtle/ Dermochelys coriacea) pernah dicatat melakukan perjalanan migrasi sejauh 12.000 mil dari Indonesia ke Oregon (USA), dan seekor penyu tempayan (loggerhead sea turtle/ Caretta caretta) melakukan perjalanan migrasi dari Jepang ke Baja, California (USA).
Memang rumit dan melelahkan siklus kehidupan binatang purba satu ini, dan tantangannya juga semakin berat. Perburuan daging dan telurnya juga terus berlangsung secara agresif, sementara pemerintah seakan berlenggang kangkung, menanggapi isu penyu ini dengan "tenang dan berwibawa", sementara penyu yang katanya dilindungi hukum Indonesia di bantai terus-terusan.
Penyu telah dilindungi oleh UU no 5 tahun 1990. Setiap orang dilarang untuk membunuh, memperniagakan, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan melukai penyu maupun telurnya. Pelanggar akan dihukum dengan hukuman penjara 5 tahun dan denda 100 juta rupiah.
Mari kawan terus peduli kepada penyu. Baca update pengetahuan penyu, kenal lebih dalam tentang penyu, cintai, lindungi dan laporkan jika menyaksikan pelanggaran.


Gambar ilustrasi tentang peta penyebaran
penyu belimbing yang melakukan perjalanan
ribuan mil untuk memburu ubur-ubur yang menjadi
makanan utamanya.

Kamis, 26 Juni 2014

PENYIMPANAN TUKIK SEMENTARA...!




Telah diinformasikan sebelumnya bahwa para ahli penyu sedunia telah sepakat bahwa membesarkan tukik (bayi penyu) dapat mengganggu proses imprinting (dijelaskan di catatan kaki) dari tukik-tukik tersebut. Proses imprinting ini adalah proses yang sangat unik dan penting bagi penyu yang harus menjalani siklus kehidupan, agar mereka dapat beranak pinak dan lestari.

Jadi sedianya bayi-bayi penyu itu segera dibiarkan merangkak ke laut sesaat setelah mereka menetas dari telurnya.

Namun tidak jarang bayi penyu/ tukik itu menetas siang hari di sarang semi alami (hatchery). Haruskah kita biarkan mereka merangkak sendiri ke laut? JANGAN. Karena terik matahari akan membingungkan pergerakan tukik tersebut dan bisa dipastikan tukik akan merangkak ke segala arah, masuk ke sela-sela batu, kayu atau sampah pantai... atau mati kering.

Apabila ini terjadi, maka sebaiknya tukik disimpan saja di dalam ember/ bak kering yang diisi dengan pasir kering, dan tempatkan ember/ bak tukik itu di tempat yang sejuk (di dalam kamar mandi misalnya). Setelah suasana kondusif baru tukik bisa dilepaskan (Pukul 17:30 keatas/ senja hingga maksimal pukul 6:30 dini hari).

Kenapa tukik tidak dimasukan dalam air di bak saja?

Perlu diketahui bahwa tukik memiliki sebuah masa yang biasa disebut dengan "Juvenile Frenzy" (bukan Juvenile Delinquency lho ya... lol), yaitu masa 2 hari pertama melakukan gerakan renang secara terus menerus hingga yolk (zat kuning telur di perut tukik) terkuras habis. Semakin cepat tukik menjauhi pantai menuju laut dalam, maka semakin besar peluang tukik dapat selamat dari ancaman predator. Nah apabila kita salah melakukan penanganan terhadap tukik dengan memasukan tukik kedalam air di bak, maka tukik tersebut akan berlomba mendayung hingga cadangan telurnya hampir habis. Bisa dibayangkan bagaimana tukik itu gagal mencapai laut dalam dan akhirnya dimakan predator.

"TAPI TUKIK-TUKIK ITU MENANGIS DI DALAM BAK KERING...!"

Pernyataan itu sering disampaikan kepada saya oleh pelaku konservasi yang baru belajar, bahwa tukik-tukik terlihat kebingungan di atas pasir kering di bak. Tidak hanya itu saja, masing-masing tukik juga terlihat menangis, mata mereka basah. Haha... memang apabila kita terlalu banyak melibatkan emosi perikemanusiaan terhadap tukik maka kita akan sempoyongan sendiri, salah-salah kita malah membahayakan kehidupan tukik, alih-alih membela kehidupan mereka.

Biarkan tukik-tukik itu kebingungan selama beberapa menit/ jam, setelah itu anda bisa melihat mereka tertidur. Tukik yang tertidur biasanya susah dibangunkan, dan tampangnya memelas seperti reptil yang sekarat. Tetapi jangan khawatir, anda akan terkaget dengan kenyataan bahwa mereka akan tiba-tiba berenang seperti torpedo begitu masuk kedalam air (pertanda bahwa energi tukik telah disimpan dengan baik).

Berdasarkan pengamatan saya di lapangan "tukik kering" merangkak dua kali lebih "ganas" dan enerjik diatas pasir jika dibanding dengan "tukik basah" akibat disimpan di dalam air. Tukik basah terlihat enerjik di air, namun menjadi malas/ lemas ketika mereka harus berjalan di atas pasir.

Dalam kasus tukik yang mengalami masa pembesaran beberapa minggu/ bulan (headstart), keadaannya lebih parah karena mereka hanya diam saja di atas pasri, bahkan tukik-tukik tersebut tetap melipat tangan dayung mereka di air laut. Tidak jarang tukik-tukik tersebut tersapu ombak kembali ke darat, hingga mati kering atau dimakan anjing.

Tetapi harap diingat bahwa JANGAN MENYIMPAN TUKIK HINGGA LEBIH DARI 24 JAM! Karena hal ini akan mengganggu proses imprinting.

* Proses imprinting adalah sebuah vase kehidupan dimana tukik melakukan "perekaman" atas situasi lingkungan disekitar tukik kedalam memori mereka. Para ahli percaya bahwa tukik memiliki semacam GPS (Global Positioning System) alami di kepala mereka, yang menjamin agar tukik bisa kembali ke pantai dimana dulu mereka ditetaskan. Penyu memiliki sebuah ritual atau siklus kehidupan dimana mereka akan kembali ke pantai dimana dulu mereka ditetaskan menjadi tukik. Di pantai ini lah akhirnya mereka akan bertelur lagi. Satu kali kita secara sembrono memperlakukan tukik (telat melepaskan tukik misalnya) maka kita telah menempatkan mereka ke dalam bahaya.

(foto : tukik di dalam bak berisi pasir kering - PROFANA BALI & Segara Urip)

 Tukik yang kebingungan mondar-mandir di bak kering,
dibiarkan saja seperti itu, asal disimpan di tempat yang sejuk
(spt di dalam kamar mandi), setelah waktunya pas...
bisa ditebar di pantai.

Tukik yang matanya basah, terkadang malah dipenuhi/ 
ketempelan pasir. Dianggap bahwa tukik sedang menangis
oleh kebanyakan pelaku konservasi amatir


Rabu, 25 Juni 2014

PANTAI KONSERVASI UNTUK DIOBRAL



Pada awal Bulan Juni yang lalu saya berkesempatan untuk berkunjung ke beberapa pantai pribadi "private shore" di pantai selatan Kabupaten Tabanan - Propinsi Bali. Di sebuah pantai yang bernama Pantai Klecung saya berkenalan dengan salah satu pemilik tanah dan bangunan unik di sana. Pemilik tanah ini sangat getol mengkampanyekan pelestarian dan perawatan alam di lingkungan sekitar tanahnya yang asri yang mulai terganggu dengan masuknya orang-orang asing yang membangun cottage-cottage yang sangat dekat dengan pantai. Saya memanggil beliau dengan sebutan Bunda.

Untuk menuju ke Pantai Klecung, anda akan melewati sebuah perkampungan tradisional Bali Tabanan yang asri. Pada umumnya penduduk masih kental menggunakan bahasa Bali diantara sesamanya dan kepada orang asing sekalipun. Pengalaman saya di Kabupaten Jembrana, penduduknya langsung menggunakan bahasa Indonesia begitu mereka tahu bahwa kita orang asing (dilihat dari plat nomor kendaraan yang kita bawa), namun di pesisir Tabanan mereka agak kukuh dengan bahasa Bali mereka. Mereka ini termasuk masyarakat penyambut yang sangat ramah dengan pendatang. Tidak jarang tamu yang numpang lewat dihadiahi makanan kecil atau rokok dan diajak ngobrol panjang lebar.

Beberapa kilometer menuju pantai Klecung, anda memasuki sawah nan luas sejauh mata memandang dengan rata-rata hembusan angin yang lumayan agak kuat. Hamparan sawah menguning ini (atau menghijau, bergantung pada kapan anda datang kesini) membuat anda serasa sedang tidak berada di tempat mirip dengan tempat yang pernah anda kunjungi. Pikiran anda bisa berfokus kepada kesadaran penuh tentang dimana anda sedang berada, dan bagaimana indera anda merasakan bau padi, suara angin di telinga dan suara burung pipit. Anda betul-betul sendiri di situ, tidak ada anak kecil bermain, tidak ada layang-layang, tidak ada petani menggarap sawah, tidak ada motor lalu-lalang... betul-betul alami. Salah satu foto dari tempat ini saya upload menjadi cover foto di akun facebook saya.

Beberapa menit berikutnya kita akan sampai di Pantai Klecung yang pasirnya hitam legam yang menjadi habitat penyu lekang (Lepidochelys olivacea), yang biasa juga disebut dengan penyu batu atau penyu abu. Tempat ini menurut berita sudah ditetapkan sebagai wilayah konservasi penyu oleh pemkab setempat. Ombak sangat besar, yang apabila tidak terlindungi oleh beberapa tebing, maka pasti pantainya akan mengalami abrasi yang sangat parah seperti yang terjadi di Pantai Cupel (Jembrana). Kabut air asin dari deburan ombak yang menghantam tebing, remang-remang terlihat mengambang ke udara, yang membuat segala kendaraan dan perabotan besi berkarat parah.

Tidak ada yang lebih menyedihkan daripada kenyataan bahwa Pantai Cupel yang asri dan terpencil ini sedang marak dilakukan pembangunan vila-vila atau cottage yang pembangunannya sangat mepet dengan pantai. Semakin banyak bangunan yang dibangun di tempat ini maka semakin berpeluang mengganggu habitat penyu. Lampu-lampu dari vila-vila dan penerangan halaman akan menakuti indukan penyu yang akan bertelur, serta membingungkan tukik yang baru menetas.

Protection of Forest & Fauna (PROFAUNA) telah dan sedang membantu Bunda melakukan pendekatan kepada masyarakat dan instansi terkait perlindungan penyu seperti DKP dan Resor KSDA Tabanan. Tujuannya adalah membuat mereka untuk lebih "melek penyu" sehingga masyarakat berhenti mengeksploitasi penyu dan aparat lebih bersemangat untuk melakukan perlindungan.

PROFAUNA juga sedang berusaha untuk melakukan pendekatan kepada para pemilik vila untuk membuka sebuah komunikasi yang baik sehingga mereka mau mendengarkan dan menerima ide pentingnya melindungi satwa langka seperti penyu. Selain itu harapannya adalah para pemilik vila dapat belajar tentang tata cara memasang lampu yang benar sehingga cahaya tidak sampai membuat indukan penyu takut atau membuat tukik disorientasi.

(Foto: Pantai-pantai pribadi dengan vila-vila - PROFAUNA Bali)


Pasir pantainya hitam legam


 Di sebuah tebing batu yang sedikit menjorok ke
arah laut, yang membantu mengurangi abrasi pantai

pandangan dari arah tebing ke arah pantai. Terdapat
sebuah barikade beton untuk menahan abrasi. Sebuah 
upaya mahal yang tidak terlalu berdampak menghentikan 
laju abrasi, namun menahan indukan penyu untuk 
bertelur 

 Saat surut, namun masih terasa ombaknya besar sekali,
kabut deburannya merusak perkakas dari bahan besi

Vila-vila pinggir pantai pribadi yang disewakan,
Pantai Klecung yang sudah ditetapkan sebagai tempat
konservasi telah menghadapi masalah maraknya
pembangunan vila