Ada beberapa kegiatan dalam upaya konservasi penyu, salah satunya adalah teknik pemindahan/ relokasi telur penyu. Sebenarnya pilihan terbaik adalah membiarkan telur penyu menetas di pantai sendiri secara alami, namun terkadang pelaku konservasi tidak dapat menghindari memindahkan telur penyu dengan berbagai alasan, antara lain:
- Pantai sudah terdampak abrasi parah- Terlalu banyak predator sehingga sarang penyu susah untuk diawasi di habitat alami
- Adanya bahaya dicuri manusia untuk dikonsumsi
Untuk mengusahakan tingginya keberhasilan penetasan telur penyu pada sarang semi alami, sebaiknya faktor-faktor dibawah ini diperhatikan:
- Sarang boleh direlokasi karena letak sarang tidak aman dari predator alami (biawak, anjing, rubah, ular dll) atau karena sarang tersebut terletak di daerah keramaian (play ground anak kecil, dekat dengan lalu lalang nelayan, atau karena ada kemungkinan dicuri manusia)
- Sarang sebaiknya direlokasi dalam kurun waktu kurang dari 12 jam.
- Penggalian harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak telur
- Dilarang menaruh telur di dalam kresek plastik, karena tekanan pada telur tidak merata dan akan merusak telur tersebut. Sebaiknya menggunakan ember (karena permukaannya lebih stabil dibanding kresek) yang telah diberi pasir dahulu untuk memberikan bantalan yang lebih empuk.
- Posisi telur agar ditandai dan dijaga supaya tidak berubah atau jungkir balik pada saat proses penanaman kembali.
- Kedalaman dan lebar sarang yang asli harus diukur, untuk diterapkan di sarang semi alami (hatchery)
- Pemindahan sarang hendaknya dilakukan dengan sangat lembut dan ekstra hati-hati, terlebih jika menggunakan kendaraan bermotor. Guncangan pada kendaraan tidak baik pada telur penyu.
- Lubang sarang semi alami harus ditimbun dengan pasir pantai dekat dengan supratidal (batas tertinggi air pasang naik)
- Diberi tanda papan yang diberi tanggal dan keterangan.
- Sarang-sarang semi alami (hatchery) harus diberi pagar untuk menjauhkan predator
- Posisi sarang semi alami harus dijaga dari akar tanaman yang berpotensi menjerat tukik
- Posisi sarang semi alami harus diperhitungkan agar tidak terlalu teduh atau panas untuk menjaga sex ratio atau keseimbangan rasio jenis kelamin tukik.
- Sarang semi alami harus bebas dari kontaminasi bahan kimia berbahaya
- Sarang semi alami harus bebas dari partikel-partikel yang membahayakan tukik, coral, batu logam dan beling.
- Sarang semi alami harus bebas dari gangguan pasang naik air laut
- Sarang semi alami harus bebas dari ancaman abrasiPeletakan sarang semi alami harus memperhatikan tempat:tidak terlalu teduh atau panas, aman dari abrasi dan gangguanair dari pasang tertinggi air laut.Untuk menghindari akar, sebaiknya sarang dilindungi olehbatu bata disekelilingnya, tapi pastikan bagian bawah tidak dicorsupaya air tidak menggenang di dalam sarangSarang semi alami harus menggunakan pasir terdekat dengan daerahsupratidal (batas tertinggi air laut).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar